Rekomendasi

Di dunia perfilman, ada film-film tertentu yang tak hanya mencuri hati penonton, tapi juga sukses di berbagai negara—hingga akhirnya dibuat versi remake-nya lebih dari sekali. Biasanya, remake dilakukan karena film tersebut punya cerita universal, kuat secara emosional, dan relevan bagi budaya lain.

Beberapa film bahkan sudah di-remake hingga tiga atau empat versi, masing-masing dengan sentuhan lokal yang unik namun tetap mempertahankan esensi cerita aslinya. Dua contoh film Asia yang sangat populer dan di-remake di banyak negara adalah You Are the Apple of My Eye dan Miss Granny.

Yuk, kita bahas film-film sukses yang telah mengalami banyak remake dan tetap berhasil mencuri perhatian di tiap versinya!

You Are the Apple of My Eye: Cinta Pertama yang Universal

Dirilis pertama kali pada tahun 2011, You Are the Apple of My Eye adalah film Taiwan yang disutradarai oleh Giddens Ko, berdasarkan novel semi-otobiografi miliknya sendiri. Film ini menceritakan kisah cinta masa sekolah antara Ko Ching-Teng dan Shen Chia-Yi, dua siswa dengan kepribadian berbeda yang tumbuh bersama hingga akhirnya harus menghadapi kenyataan bahwa tidak semua cinta pertama berakhir bahagia.

Daya tarik utama film ini adalah kejujuran emosional dan nuansa nostalgia masa muda. Cerita yang sederhana namun menyentuh ini ternyata berhasil menembus batas budaya. Tak heran jika kemudian dibuat beberapa remake dari film ini, termasuk versi Jepang dan versi Thailand.

  • You Are the Apple of My Eye (2018 – versi Jepang)
    Disutradarai oleh Yasuo Hasegawa, versi Jepang ini tetap mengikuti alur cerita orisinal, tetapi mengadopsi latar dan nuansa budaya Jepang. Karakter utamanya, Kosuke Mizushima dan Mai Hayase, menggambarkan dinamika yang serupa dengan versi Taiwan, namun dengan gaya khas remaja Jepang.

  • You Are the Apple of My Eye (2022 – versi Thailand)
    Versi Thailand memberikan sentuhan humor yang lebih kuat, namun tetap mempertahankan momen-momen emosional yang menjadi ciri khas film aslinya. Chemistry antar karakter utamanya pun cukup kuat, membuat film ini sukses menarik perhatian penonton lokal.

Apa yang membuat film ini begitu mudah di-remake? Jawabannya adalah tema cinta pertama yang sangat relatable, serta dinamika tumbuh dewasa yang bisa dikenali oleh hampir semua orang, tak peduli dari negara mana mereka berasal.

Miss Granny: Perjalanan Menemukan Diri Lewat Waktu

Film Korea Selatan Miss Granny pertama kali dirilis pada tahun 2014 dan langsung mendapat sambutan hangat. Film ini mengisahkan seorang nenek berusia 70 tahun yang secara ajaib berubah menjadi gadis 20-an setelah berfoto di studio misterius. Dengan identitas baru sebagai “Oh Doo-ri”, ia kembali mengejar impian lamanya menjadi penyanyi.

Kekuatan utama film ini adalah kombinasi antara komedi, drama keluarga, dan fantasi ringan. Ceritanya bukan hanya lucu dan menghibur, tapi juga menyentuh tema yang dalam: penyesalan, keluarga, dan kesempatan kedua dalam hidup.

Kesuksesan Miss Granny membuatnya di-remake di berbagai negara:

  • 20 Once Again (2015 – versi Tiongkok)
    Versi Tiongkok ini dibintangi oleh Yang Zishan dan didirect oleh Leste Chen. Meskipun ceritanya tetap setia dengan versi aslinya, beberapa elemen budaya disesuaikan, seperti hubungan ibu-anak yang kuat dalam konteks Tiongkok.

  • Suddenly Twenty (2016 – versi Thailand)
    Dalam versi ini, humor khas Thailand ditambahkan ke dalam cerita. Aktris Davika Hoorne sukses membawakan karakter utama dengan kombinasi keluguan dan semangat muda yang menghidupkan cerita.

  • Sweet 20 (2016 – versi Vietnam)
    Versi Vietnam juga cukup mendapat perhatian dengan pendekatan budaya yang sangat lokal, memperlihatkan hubungan antar generasi dan realita masyarakat Vietnam yang kental.

  • Miss Granny (2018 – versi Indonesia)
    Di Indonesia, film ini dibintangi oleh Tatjana Saphira dan didirect oleh Ody C. Harahap. Film ini disesuaikan dengan kehidupan lokal Indonesia, tetapi tetap mempertahankan pesan utama: tidak ada kata terlambat untuk mengejar mimpi.

Keunikan dari Miss Granny adalah ceritanya yang fleksibel untuk disesuaikan dengan norma dan budaya lokal, tetapi tetap memberikan pesan yang universal. Setiap orang, dari budaya mana pun, pasti pernah merasakan keinginan untuk mengulang masa muda atau memperbaiki masa lalu.

Mengapa Film-Film Ini Layak Di-remake?

Tidak semua film cocok untuk di-remake, tapi film seperti You Are the Apple of My Eye dan Miss Granny memiliki kualitas yang membuat mereka mampu hidup di berbagai budaya:

  1. Cerita Emosional yang Relatable
    Kisah cinta remaja dan keinginan untuk hidup kembali dengan pilihan yang berbeda adalah tema yang menyentuh hati siapa saja.

  2. Karakter yang Kuat dan Mudah Diadaptasi
    Karakter-karakter dalam film ini memiliki kepribadian yang bisa “diterjemahkan” dalam berbagai konteks budaya.

  3. Nilai Universal
    Persahabatan, keluarga, impian, dan penyesalan adalah nilai-nilai yang mudah dimengerti oleh semua orang.

Kesimpulan


Film-film yang sukses di-remake lebih dari satu versi bukan hanya membuktikan kekuatan cerita aslinya, tetapi juga menunjukkan bagaimana kekuatan sinema bisa menyatukan perasaan manusia lintas budaya. Baik itu tentang cinta pertama yang tak terlupakan seperti You Are the Apple of My Eye, atau tentang perjalanan hidup yang tak disangka seperti Miss Granny, film-film ini tetap relevan dan menyentuh di mana pun ceritanya dibawakan.

Siapa tahu, salah satu film favoritmu ternyata adalah remake dari kisah yang sama populernya di belahan dunia lain. Jadi, film mana yang jadi favoritmu?