Informasi

Di era digital saat ini, cara masyarakat menikmati film telah mengalami transformasi besar. Jika sebelumnya bioskop menjadi satu-satunya tempat utama untuk menonton film, kini platform streaming seperti Netflix telah menjadi alternatif yang sangat populer. Tidak hanya menayangkan film hasil produksi studio besar, Netflix juga memproduksi film orisinal dengan anggaran besar dan kualitas sinematik yang tak kalah dengan film layar lebar.

Namun, muncul pertanyaan yang menarik: apakah pendapatan film yang dirilis di Netflix sebanding dengan film yang tayang di box office? Untuk menjawabnya, kita perlu memahami perbedaan model bisnis antara keduanya serta bagaimana cara pendapatan dihitung dan dikembangkan dalam kedua ekosistem tersebut.

Perbedaan Model Bisnis: Langganan vs. Penjualan Tiket

Film box office memperoleh pendapatan dari penjualan tiket bioskop. Setiap kali penonton membeli tiket, sebagian pendapatan masuk ke studio dan distributor, setelah dibagi dengan pihak bioskop. Semakin besar jumlah penonton, semakin besar pula pendapatan yang dihasilkan. Beberapa film bahkan mampu meraup miliaran dolar, seperti Avengers: Endgame atau Avatar.

Sebaliknya, Netflix menggunakan model langganan (subscription-based). Pendapatan Netflix berasal dari biaya berlangganan bulanan yang dibayar pengguna. Artinya, sebuah film di Netflix tidak menghasilkan uang secara langsung dari jumlah penonton film tersebut, melainkan dari jumlah pelanggan keseluruhan. Film yang sukses di Netflix tidak secara eksplisit mendatangkan uang lebih banyak secara langsung, tetapi berkontribusi dalam menarik atau mempertahankan pelanggan.

Pendapatan Langsung: Box Office Unggul Secara Nominal

Jika berbicara tentang pendapatan langsung, film bioskop jelas unggul. Sebuah film blockbuster seperti Top Gun: Maverick bisa menghasilkan lebih dari $1 miliar hanya dari box office. Angka ini sangat sulit dicapai oleh film Netflix, karena Netflix tidak menjual tiket atau membebankan biaya tambahan untuk setiap film.

Misalnya, film Netflix seperti Red Notice (2021), yang dibintangi Dwayne Johnson, Gal Gadot, dan Ryan Reynolds, memiliki anggaran sekitar $200 juta dan menjadi salah satu film paling banyak ditonton di platform tersebut. Namun, tidak ada angka resmi tentang berapa pendapatan yang dihasilkan langsung oleh film tersebut karena Netflix tidak mengungkap detail pendapatan berdasarkan film.

Sebaliknya, Avengers: Endgame meraih pendapatan lebih dari $2,7 miliar dari bioskop, dan data ini transparan serta mudah diakses. Jadi dalam hal perhitungan kasar dan pendapatan per film, model box office masih menghasilkan angka yang jauh lebih tinggi.

Nilai Strategis Konten: Netflix Unggul dalam Jangka Panjang

Namun, Netflix tidak menjadikan setiap film sebagai sumber pendapatan langsung, melainkan sebagai nilai tambah untuk mempertahankan dan menarik pelanggan baru. Film-film berkualitas tinggi di Netflix bertujuan untuk meningkatkan keterikatan pengguna dan memperpanjang durasi langganan.

Misalnya, rilis film-film besar seperti The Irishman atau Extraction dirancang untuk menciptakan buzz, meningkatkan jumlah penonton, dan menarik perhatian global. Ketika film-film ini sukses, mereka berkontribusi pada pertumbuhan jumlah pelanggan, yang berarti peningkatan pendapatan jangka panjang. Netflix mengukur kesuksesan film dari jam tayang (watch time), jumlah penonton dalam 28 hari pertama, dan pengaruh terhadap pertumbuhan pelanggan.

Dengan kata lain, meskipun film Netflix tidak menghasilkan uang dalam jumlah besar secara langsung, mereka memiliki nilai strategis tinggi dalam ekosistem bisnis platform streaming.

Kebebasan Kreatif dan Distribusi Global

Salah satu keuntungan film Netflix adalah distribusi global yang serentak. Saat sebuah film dirilis di Netflix, ia dapat diakses oleh ratusan juta pelanggan di lebih dari 190 negara dalam waktu bersamaan. Hal ini memperluas jangkauan film lebih cepat dibanding film bioskop yang biasanya rilis secara bertahap di berbagai negara.

Selain itu, Netflix memberikan kebebasan kreatif yang lebih besar kepada pembuat film. Banyak sutradara dan aktor yang memilih bekerja dengan Netflix karena mereka tidak dibatasi oleh rating bioskop, durasi, atau tekanan untuk mendapatkan keuntungan cepat. Ini menciptakan peluang untuk proyek-proyek berisiko tinggi atau niche, yang mungkin sulit didanai oleh studio tradisional.

Hybrid Release dan Tren Masa Depan

Tren baru yang muncul adalah model rilis hibrida, di mana film ditayangkan di bioskop dalam waktu terbatas sebelum dirilis di platform streaming. Netflix sendiri mulai mencoba pendekatan ini, seperti pada film Glass Onion: A Knives Out Mystery (2022), yang tayang terbatas di bioskop sebelum masuk ke platform digital.

Model ini memungkinkan film untuk memaksimalkan pendapatan box office, sekaligus menjangkau audiens yang lebih luas melalui platform. Selain itu, kehadiran di bioskop dapat meningkatkan legitimasi film, terutama untuk tujuan penghargaan (seperti Oscar), yang mensyaratkan penayangan teater terbatas.

Kelemahan dan Tantangan Netflix

Meskipun unggul dalam fleksibilitas distribusi dan pertumbuhan pelanggan, Netflix juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah biaya produksi yang sangat besar, sementara metrik keberhasilan film tidak langsung dikonversi menjadi uang tunai per tayangan. Selain itu, persaingan ketat dari platform lain seperti Disney+, Amazon Prime, dan HBO Max membuat Netflix harus terus mengeluarkan konten berkualitas tinggi agar tidak kehilangan pelanggan.

Dalam kondisi ekonomi global yang tidak stabil, strategi ini bisa menjadi bumerang jika tidak didukung oleh pertumbuhan pelanggan yang seimbang.

Kesimpulan


Jadi, apakah pendapatan film Netflix sebanding dengan film box office?

Secara nominal dan pendapatan langsung, tidak. Film box office masih memimpin jauh dalam hal penghasilan per judul. Namun, jika dilihat dari sudut pandang strategi bisnis jangka panjang, retensi pelanggan, dan distribusi global, film Netflix memiliki nilai ekonomi yang tidak kalah penting, meski tidak terukur dengan cara tradisional.

Kedua model memiliki kelebihan masing-masing: bioskop fokus pada pendapatan instan dari penjualan tiket, sementara Netflix berfokus pada akumulasi nilai melalui langganan dan engagement pengguna. Dalam lanskap hiburan modern, keduanya tidak harus bersaing secara langsung—melainkan bisa saling melengkapi dalam ekosistem hiburan global yang semakin kompleks.